Pencegahan Stress saat Murai Batu Mabung

Terkadang kita melihat bulu-bulu pada seekor burung ada yang tumbuh tidak merata. Ada bagian yang tipis atau strukturnya yang tidak simetris. Biasanya pada bulu tersebut timbul semacam garis melintang terutama terlihat pada bagian ekor. Atau warna bulu yang tumbuh terlihat kusam. Hal ini terjadi karena burung kekurangan nutrisi dan kurang istirahat yang cukup. Nutrisi yang dimaksud adalah kurangnya kadar methionin dan cistein yang terkandung dalam protein (serangga).
Jika masa murai batu mabung di luar waktu yang seharusnya, burung akan mengalami apa yang dinamakan STRESS SAAT MABUNG. Akibatnya bulu-bulu saat rontok atau pada saat tumbuh hanya pada beberapa bagian saja (tidak merata). Biasanya terjadi pada bulu di bagian dada, dan parahnya jika terjadi pada bagian sayap dan ekornya. Hal yang paling ekstrem jika seluruh bulu yang ada mengalami kerontokan.
Bulu-bulu terdiri sekitar 20% sampai 25% dari berat tubuh burung dan pergantian bulu diluar waktu mabung berarti bahwa hormon testoteron akan berkurang karena burung akan dipaksa memproduksi hormon yang memicu mabung. Konsekuensinya adalah burung murai batu mabung akan mengalami stress. Sedangkan stress yang dialami akan berakibat pada pertumbuhan yang tidak maksimal. Untuk memperbaiki kondisi ini harus menunggu murai batu mabung periode tahun berikutnya. Hal-hal lainnya yang menjadi faktor penyebab stress pada saat murai batu mabung yaitu:

  1. Kemungkinan ketika burung murai batu mabung melihat atau mendengar suara tikus, tokek, kucing atau gangguan dari makhluk-makhluk lainnya yang mengganggu waktu istirahatnya pada malam hari. Solusinya, redupkan sinar lampu atau ganti bohlam yang tidak terlalu terang, sehingga burung tidak dapat melihat secara langsung makhluk – makhluk pengganggu. Meski burung masih mendengar suara-suara, tetapi dengan tidak melihat wujud makhluk pengganggu secara langsung akan mengurangi kepanikan burung tersebut.
  2. Perubahan temperatur yang ekstrem di sekitar area kandang atau sangkar burung. Solusinya, periksa temperatur ruangan dan pastikan suhu dalam ruangan terjaga.
  3. Mendengar suara dari murai batu lainnya. Solusinya, jauhkan burung anda dari gangguan suara sesama burung murai lainnya.
  4. Faktor pamberian air minum. Solusinya, ganti air minum setiap hari, karena setelah 24 jam kandungan klorin dalam air akan menguap karena pengaruh suhu dan sinar.
  5. Adanya pakan kering (voor) yang tidak/kurang disukai burung, sehingga burung malas makan dan menghambur-hamburkan makanan tersebut. Solusinya, ganti dengan pakan kering jenis lainnya.
  6. Khusus untuk burung dalam sangkar, kebiasaan menggantung sangkar ditempat yang terlalu banyak angin atau ditempatkan di dekat jendela, membuat burung tidak tenang karena temperatur/suhu di dekat jendela sering tidak konstan. Solusinya, carilah/pindahkan ke tempat yang nyaman dan bersirkulasi baik.

Sofwan

Testing, mangan kates iku penting...

Tulisan Terkait

Tak Ada Komentar

Tinggalkan sebuah Komentar