Mitos Salah Tentang Murai Batu Mabung

Pada saat burung murai batu mabung atau mengalami rontok bulu (moulting) adalah sebuah siklus normal dari keluarga burung, seperti halnya ganti kulit pada jenis ular. Pada saat mabung kondisi burung akan tidak nyaman. Bagi penggemar kontes burung berkicau, perawatan saat murai batu mabung adalah menjadi hal yang sangat penting. Sedikit saja kesalahan, hasilnya akan membuat burung yang semula bagus akan menjadi rusak.
Burung yang rusak karena salah perawatan saat mabung, umumnya ditandai denga perubahan kebiasaan burung yang berubah tidak seperti sebelumnya misalnya burung menjadi tidak stabil penampilannya, suka loncat, sampai yang ekstrim menjadi macet atau tak mau bunyi ketika dikutkan dalam arena perlombaan. Normalnya, dalam satu tahun burung akan sekali mengalami masa mabung dan kurang lebih berlangsung selama 2 sampai 3 bulan.
Kondisi tubuh burung yang sakit membuat masa mabung burung perlu ditempatkan di tempat yang relatif tenang, jauh dari hiruk pikuk kebisingan.

Mitos yang Salah Tentang Mabung

  • Mabung disebabkan atau bisa dipicu dengan pemberian pakan tertentu, misalnya diberi kroto atau ulat hongkong dalam jumlah banyak secara terus menerus.
  • Sejumlah hobbies berkeyakinan bahwa saat murai batu mabung adalah saat yang tepat untuk memaster burung. Bahkan ketika murai batu mabung tidak dimaster, ada yang berkeyakinan isian burung akan bisa hilang lagi. Selain untuk mengingatkan lagu yang sudah bisa dinyanyikan, juga untuk menambah lagi variasi lagunya, sehingga setelah selesai diharapkan penampilannya lebih bagus, lagunya juga lebih lengkap dan merdu.
  • Pada saat murai batu mabung juga dianggap bisa menjadi titik balik untuk mengubah atau memperbaiki karakter burung. Para penggemar yang memiliki burung baru yang kesulitan menemukan setelan untuk dilombakan, biasanya akan berusaha untuk membuat murai batu mabung. Ini berangkat dari asumsi, setelah mabung, setelan sudah bisa diubah sesuai dengan keinginan pemilik baru. Burung yang karena satu dan lain hal rusak, punya adaptasi jelek, salah satu resep untuk mengembalikannya adalah perawatan pada saat mabung. Bila perawatannya pas, seusai mabung burung bisa kembali melesat seperti sedia kala.
  • Selama murai batu mabung burung terus dikerodong tanpa dibuka dan tanpa dibersihkan kandangnya.
  • Selama murai batu mabung burung diberi makanan dan minuman sekedarnya asal cukup atau asal kenyang.

Hal yang harus diperhatikan

  • Mabung adalah siklus normal, bukan karena diberi makanan tertentu.
  • Proses mabung bisa terganggu atau terhambat karena ada gangguan metabolisme. Gangguan metabolisme ini terjadi karena asupan pakan yang kurang berkualitas. Kroto, ulat hongkong, jangkrik, adalah contoh pakan yang bagus dan bisa memperbaiki proses metabolisme. Bila pemberian pakan ini membuat mabung menjadi lancar karena butuh perbaikan menu pakan bukan karena makanan tersebut jadi pemicu mabung.
  • Selama mabung burung memang perlu dikerodong dan disendirikan, jangan terlalu sering diganggu karena kondisinya memang sedang tidak nyaman/sakit.
  • Beri pakan yang berkualitas, juga air minum yang bersih dalam jumlah cukup, termasuk pakan tambahan seperti kroto. Bila perlu berikan tambahan suplemen, vitamin, atau probiotik yang menurut pengalaman sangat membantu proses pemulihan.
  • Cadangan pakan dan minuman kira-kira cukup buat tiga hari, paling tidak seminggu dua kali kandang dibersihkan sambil mengganti pakan dan minum.
  • Kandang yang tidak dibersihkan kotoran menumpuk, mengundang bibit penyakit, apalagi saat musim hujan, karena kandungan amoniak dalam kotoran juga meningkat.
  • Secara teknis kebutuhan makanan dan minuman selama mabung meningkat baik dari sisi kualitas maupun jumlah. Jadi jangan beri pakan seperti kondisi normal.

Sofwan

Testing, mangan kates iku penting...

Tulisan Terkait

Tak Ada Komentar

Tinggalkan sebuah Komentar