Dasar-Dasar Ilmiah Pemasteran Murai Batu

Pada kenyataannya pemasteran murai batu tidak dilakukan bukan tanpa dasar. Pemasteran murai batu ini dilakukan menggunakan dasar ilmiah. Berikut ini dasar ilmiah pemasteran murai batu yang disimpulkan dari penelitian Gregory Ball dan Stewart Hulse : A = Auditory Memory Variasi bunyi kicauan murai batu lebih merupakan sesuatu yang dipelajari oleh murai batu. Jadi, segala suara yang masuk atau terekam didalam memori murai batu, sejak masih di dalam sarang sampai usia muda, itulah yang akan dibunyikan murai batu, baik suara induknya, murai batu pejantan, hingga burung-burung lain. Tahap pertumbuhan di usia muda merupakan fase yang sangat kritis bagi murai batu yang membunyikan kicauannya di kemudian hari. Hal ini bisa dibuktikan bahwa murai batu yang tidak dibesarkan di lingkungan yang bersandingan dengan … Lanjutkan membaca

Breeding Murai Batu, Problem & Solusinya (# 2)

Seperti halnya penangkaran burung pada umumnya, breeding murai batu membutuhkan lingkungan yang tenang. Paling tidak, harus terbebas dari gangguan predator (kucing, tikus, dan lain-lain). Sementara untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari parasit, maka kita harus memastikan kandang yang relatif bebas parasit dan serangga pengganggu seperti semut dan kecoak. Parasit pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara serius, maka akan menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak tenang dan selalu turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi, maka dipastikan telur tidak dapat menetas karena tidak mendapatkan suhu pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan indukan berlaku agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri, dan lain-lain. Selama masa mengeram, extra fooding perlu … Lanjutkan membaca

Breeding Murai Batu, Problem & Solusinya (# 1)

Dalam melakukan breeding murai batu pasti tidak lepas dari kendala dan masalah. Ragam atau masalah yang dialami oleh setiap penangkar murai batu adalah berbeda-beda satu dengan yang lain, dan terkadang bisa juga masalah yang dihadapi sama akan tetapi berbeda dalam hal penyelesaiannya. Justru inilah yang menarik dan bisa dijadikan bahan diskusi. Berikut ini adalah beberapa masalah dan solusi dalam melakukan breeding murai batu : Indukan Sulit dalam berjodoh Salah satu tahapan breeding murai batu adalah proses penjodohan induk, penyebab burung sulit berjodoh adalah burung masih terlalu liar (hasil tangkapan hutan), burung kurang sehat, defisiensi nutrisi, masih belum cukup umur, ganti bulu dan masih belum birahi. Jodoh, disatukan berkelahi Pasangan yang sudah berjodoh sewaktu dipasangkan, tetapi tidak akur lagi saat disatukan … Lanjutkan membaca

Agar Bulu Burung Murai Batu Berkilau

Agar bulu burung murai batu berkilau, bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protrein yang disebut keratin. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah yang memadai serta terdiri atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk proses pembentukan bulu secara sempurna. Ketika burung murai batu mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan … Lanjutkan membaca