The Art of Breeding Murai Batu (# 8)

Ini adalah bagian terakhir artikel The Art of Breding Murai Batu yang akan membahas mengenai proses perawatan anakan murai batu. Setelah dierami kurang lebih 13 hari telur akan segera menetas. Untuk itu harus disediakan kroto, kroto akan dibutuhkan induk murai batu untuk menyuapi anak nya. Usia yang cukup untuk mengangkat atau memisah anakan murai batu dari induknya adalah pada usai 7 – 10 hari. Namun usia ini bukanlah sebuah patokan yang pasti, bisa lebih maju beberapa hari atau mundur beberapa hari tergantung kondisi fisiologi dari anakan murai batu. Setelah disapih atau dipisah dari induknya diperlukan kehati-hatian khusus agar dapat bertahan hidup hingga dewasa. Berikut ini adalah tata cara perawatan anakan yang telah disapih atau dipisah dari induknya.

Pakan
Pakan untuk anakan murai batu yang baru disapih adalah pakan alami, seperti kroto, jangkrik dan ulat kandang. Kemudian, seiiring berjalannya waktu, pemberian pakan dapat mulai ditingkatkan, yaitu berupa campuran voer dengan air hangat. Pastikan agar pakan yang diberikan sangat lembut sehingga dapat ditelan dengan mudah oleh anakan murai batu. Dan sebaiknya dicampur dengan berbagai vitamin dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhannya.
Sebaiknya perlu dibatasi pemberian pakan alami pada anakan murai batu yang umurnya belum mencapai 3 minggu. Sebab anakan murai batu bisa mengalami kegemukan jika terlalu banyak diberikan pakan alami. Umumnya porsi pakan alami yang diberikan cukup dari jenis kroto atau jangkrik. Jangkrik bisa diberikan dua kali dalam sehari, yaitu 2 ekor pada pagi hari dan 2 ekor pada sore hari. Adapun tata cara pemberian jangkrik adalah dengan memotongnya menjadi bagian-bagian kecil kemudian hilangkan kaki-kaki jangkrik lalu berikan pada anakan murai batu.
Selain jangkrik yang bisa kita berikan adalah ulat kandang, tapi hindari dulu memberikan ulat hongkong. Ulat hongkong memiliki tekstur yang kasar sehingga akan sulit untuk ditelan dan dicerna oleh anakan murai batu.

Suplemen
Untuk menunjang pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh dari anakan murai batu perlu diberikan suplemen. Suplemen yang diberikan bisa berupa madu, madu mengandung protein, vitamin B1, B2, C dan K, serta tiga komponen utama yaitu fruktosa, glukosa dan sukrosa. Pemeberian madu pada anakan murai batu bisa diberikan dengan meneteskan langsung kedalam mulutnya sebanyak dua tetes atau dengan menyuntikan kedalam tubuh jangkrik. Sebaiknya suplemen madu ini diberikan 2 kali dalam seminggu atau setiap tiga kali sehari.

Penjemuran
Untuk mndapatkan provitamin D, anakan murai batu juga perlu di jemur di bawah sinar matahari pagi sekitar 4-5 kali dalam seminggu.Penjemuran ini dilakukan pada pagi hari, yaitu sekitar jam 7 sampai dengan jam 9 pagi. Sebelum melakukan penjemuran, anakan murai batu bisa dimandikan terlebih dahulu di dalam kramba sehingga tubuhnya menjadi lebih segar dan siap untuk dijemur.
Hindari mengurung anakan murai batu di dalam ruangan tanpa menjemurnya setiap pagi. Sebab, hal tersebut dapat membuatnya menjadi tidak sehat dan akhirnya sakit. Sinar matahari pagi sangat dibutuhkan bagi anakan murai batu karena manfaatnya yang sangat kompleks. Selain memberikan provitamin D, sinar matahari juga dapat menjaga kebugaran dan mempercepat pertumbuhan organ tubuh anakan murai batu secara menyeluruh.

(Sumber : Rahasia Sukses Beternak & Memaster Murai Batu/Tutorial Terlengkap Berbisnis Murai Batu, Om Herry Murai).

Sofwan

Testing, mangan kates iku penting...

Tulisan Terkait

Tak Ada Komentar

Tinggalkan sebuah Komentar